Jakarta, channeltvone.com - Masa pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang telah berjalan selama 10 tahun membawa banyak perubahan signifikan dalam pembangunan nasional.
Di tengah berbagai tantangan global Presiden Jokowi berhasil membangun fondasi yang kokoh, khususnya dalam pengembangan infrastruktur dan pertumbuhan ekonomi di daerah-daerah.
Pencapaian ini diakui oleh berbagai pihak, baik akademisi maupun lembaga survei, yang mencatat peningkatan signifikan dalam kualitas hidup masyarakat Indonesia.
Salah satu pencapaian terbesar dari pemerintahan Presiden Jokowi adalah peningkatan konektivitas udara yang telah memberikan dampak positif pada pertumbuhan ekonomi daerah.
Guru Besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (FEB UI), Telisa Aulia Falianty, menyoroti bahwa pembangunan infrastruktur transportasi udara menjadi salah satu faktor kunci dalam meningkatkan ekonomi daerah.
“Kalau diperkirakan, rata-rata di seluruh Indonesia, dengan adanya konektivitas udara ini bisa menaikkan pertumbuhan sekitar 5-10%. Ekonomi daerah secara year-on-year bisa tumbuh, terutama akibat adanya konektivitas udara,” ungkap Telisa.
Menurutnya, pembangunan bandara dan jalur penerbangan baru memberikan akses yang lebih mudah bagi wilayah Tertinggal, Terdepan, dan Terluar (3T) di Indonesia, terutama dalam pemenuhan kebutuhan pokok dan pengurangan ketimpangan pembangunan.
Telisa juga menyampaikan bahwa di daerah seperti Papua, keberadaan konektivitas udara mampu menurunkan harga kebutuhan pokok.
“Harga kebutuhan pokok bisa dijaga, terutama di daerah terpencil, berkat intensitas penerbangan yang lebih baik. Ketersediaan barang menjadi lebih terjamin sehingga harga juga menjadi lebih terjangkau,” jelasnya.
Hal ini menegaskan betapa pentingnya peran transportasi udara dalam mendukung kesejahteraan masyarakat di wilayah-wilayah yang sulit diakses oleh infrastruktur darat dan laut.
Tak hanya dalam pemenuhan kebutuhan pokok, pembangunan konektivitas udara juga menciptakan peluang ekonomi baru, khususnya di sektor pariwisata.
“Dengan membangun konektivitas udara hingga ke wilayah 3T, wisatawan lebih mudah menjangkau daerah-daerah yang belum umum dikunjungi, menciptakan sumber pendapatan baru bagi masyarakat lokal,” imbuh Telisa.
Dengan adanya konektivitas ini, sektor pariwisata di daerah-daerah terpencil dapat berkembang dan memberikan manfaat ekonomi yang lebih luas bagi penduduk setempat.
Selain pembangunan infrastruktur fisik, pemerintahan Presiden Jokowi juga dikenal mampu menjaga stabilitas ekonomi meskipun menghadapi tantangan global, seperti disrupsi rantai pasok internasional.
Telisa Aulia Falianty menegaskan bahwa Indonesia di bawah kepemimpinan Presiden Jokowi mampu bertahan dan bahkan tumbuh lebih baik dibandingkan beberapa negara maju.
“Dengan fondasi yang dibangun, seperti hilirisasi industri dan pembangunan infrastruktur, Indonesia mampu menjaga pertumbuhan ekonomi yang stabil,” tambah Telisa.
Lebih lanjut, Telisa juga memuji program pembangunan yang inklusif di era Presiden Jokowi, yang menurutnya berhasil mengurangi ketimpangan antara perkotaan dan pedesaan.
“Inklusivitas pembangunan di era Presiden Jokowi benar-benar dirasakan oleh masyarakat di pelosok negeri. Tidak hanya untuk masyarakat perkotaan, tapi juga daerah terpencil,” ujarnya.
Dengan terhubungnya daerah-daerah terpencil melalui infrastruktur yang lebih baik, pembangunan ekonomi menjadi lebih merata dan peluang ekonomi pun terbuka lebih luas.
Sementara itu, data survei juga mencerminkan tingkat kepuasan publik yang tinggi terhadap kinerja Presiden Jokowi.
Berdasarkan survei yang dirilis oleh Lembaga Indikator Politik Indonesia, tingkat kepuasan publik terhadap Presiden Jokowi meningkat menjadi 79,3% pada Januari 2024.
Peneliti utama Indikator, Hendro Prasetyo, mengungkapkan bahwa tren ini terus naik sejak Agustus 2023.
“Survei kami menunjukkan bahwa 79,3% responden merasa sangat puas atau cukup puas dengan kinerja Presiden Jokowi. Ini peningkatan dari survei Desember 2023 yang mencatat 77%,” jelas Hendro.
Survei tersebut juga menunjukkan bahwa tingkat kepuasan tertinggi berada di wilayah Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Sumatera Utara.
Di Jawa Tengah, misalnya, survei Poltracking Indonesia mencatat bahwa tingkat kepuasan mencapai 86,5%, dan di Jawa Timur, angka ini berada di kisaran 78,7%.
Hanta Yuda, Direktur Eksekutif Poltracking, menegaskan bahwa approval rating terhadap kinerjanya tetap tinggi.
“Tingkat kepuasan publik terhadap Presiden Jokowi tetap stabil, bahkan cenderung meningkat,” kata Hanta. Rill/Red